ilalangkota

Setiap menjelang magrib di Bulan Ramadhan, tidak sulit menemui para penjual makanan dan takjil yang kita temui di Kota Bangil. Hampir disepanjang jalan-jalan ramai, ataupun disetiap area perbelanjaan. Para pedagang musiman yang menjual aneka menu makanan berbuka, memenuhi setiap ruas jalan, dan kesemuanya dipadati oleh para pembeli.

Kita bisa menemui beragam menu makanan disana, utamanya piihan kuliner yang bersifat ringan untuk santapan takjil. Seperti kue-kue basah, martabak, puding, serabi. Juga aneka minuman seperti es kelapa muda, es buah, es cao, dawet, dan lain-lain. Kesemuanya mengundang selera dan mudah ditemui dengan harga yang relatif terjangkau.


Namun ada salah satu makanan khas Ramadhan yang saat ini sulit ditemui. Jenis makanan kecil yang kerap menjadi pilihan takjil bagi sebagian masyarakat kota Bangil. Kicak, demikian sebutan makanan yang berbahan baku dari beras ketan ini. Entah darimana asal muasal nama “Kicak” itu dipilih untuk sebutan penganan ini.

Pengolahan Kicak sebenarnya sangat sederhana. Beras ketan dimasak dengan parutan kelapa dan santan, kemudian setelah matang ditiriskan dan dicetak sesuai selera. Adonan beras ketan matang yang juga disebut” tetel” tadi, ditunggu hingga dingin, lantas dipotong-potong dadu kira-kira seukuran Tahu Sumedang. Potongan-potongan tetel itu kemudian ditata dan disajikan bersama dengan tambahan aneka gula sesuai keinginan. Sajian inilah yang kemudian disebut dengan Kicak.
Aneka gula yang menjadi “bumbu” dari sajian ini ada beragam. Bisa disiram cairan gula pasir yang dimasak bersama pandan. Atau juga disiram gula merah cair yang tentunya menimbukan sensasi rasa berbeda. Selain kedua macam gula cair tadi, biasanya Kicak juga dihias dengan taburan kelapa parut, potongan daun pandan segar, dan juga irisan buah nangka yang menambah aroma dan tampilan Kicak.

Walau terkesan sederhana, rasa makanan ini sebenarnya tak kalah dengan pilihan menu takjil yang lainnya. Kelembutan tekstur tetel, dipadu dengan manisnya cairan gula, benar-benar terasa halus didalam mulut. Menimbulkan sensasi rasa “adem”, manis, pula cocok untuk makanan pembatal puasa. Belum lagi sedikit rasa gurih dari dari parutan kelapa, serta kekuatan aroma khas buah nangka, kenikmatan dan kekhasan rasa kicak benar-benar menggugah selera.
Labels:
2 Responses
  1. terima kasih kami sudah dibantu untuk menyebarkan informasinya.. semoga iki bermanfaat..


  2. Unknown Says:

    Keren..... http://arifegaforever.blogspot.com/


Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...